SURABAYA INSIDER - Tara dan Azam berpisah di persimpangan lorong kamar hotel. Tara melanjutkan langkahnya menuju kamar Fasya. Saat posisinya sudah semakin dekat dengan kamar Fasya, wanita itu melihat seseorang yang tengah berdiri sambil memainkan gadgetnya di depan kamar tepat di no urut kamar sepupunya itu. Saat Tara perhatikan lebih baik ternyata itu memang sepupunya.
"Mbak Fasya," sapa Tara sambil tersenyum saat dirinya telah berada di hadapan Fasya.
Bukannya membalas sapaan Tara, Fasya justru mengedikkan bahu, acuh tak acuh. Kemudian ia masuk ke kamarnya yang diikuti Tara.
"Oh iya, kamu bawa koper yang besar itu yaa. Tangan aku masih pegel nih karena tadi bawa itu dari lantai bawah," ujar Fasya sambil menunjuk ke arah koper yang ada di sudut kiri kamar.
Besar banget kopernya, aku kuat ga yaa bawa ituu. Apalagi dengan kondisiku yang akhir-akhir ini mudah sekali cape.
"Mbak kopernya besar. Yakin ga mau pake jasa aja mbak?"
"Ya Ampun kamu masih boros aja yaaa. Aku tuh lagi hemat duit. Lagian cuma mau bawain ini nyampe taksi aja kok. Gitu aja keberatan,"
Tara mendesah pasrah, ia berjalan mengambil koper yang Fasya maksud. Dengan susah payah ia menarik koper itu ke ambang pintu. Tapi belum juga ia sampai Fasya kembali memanggilnya.
"Sekalian bawain ini yaa. Ini jastip punya temen-temen SMA," Fasya meletakkan sekantong kresek hitam besar di samping kaki Tara.
Artikel Terkait
Your Addict 20: Warisan perjalanan romantis
Your Addict 21, Peresmian hubungan Tara dan Diegy
Your Addict 22: Tamu rumah atau pengunjung hati?
Your Addict 23: Syela memilih untuk menjauh dan kembali ke kampung halaman
Your Addict 24: Akhirnya Tara berbaikan dengan sang suami